Minggu, 26 April 2009

Politik INDONESIA

Politik di Indonesia memang semrawut. Ketidak jelasan politik bangsa ini sejak merdeka diperlihatkan pada bentuk Negara yang berubah ubah dulunya. Kemudian ketika dipimpin oleh sang jendral besar yang ternyata penipu membuat jiwa muda bangsa ini terpanggil untuk mengubah kembali dan terjadilah reformasi. 10 tahun sudah reformasi namun kelihatannya tidak ada perubahan. Orang miskin masih tergeletak dimana mana, kejahatan semakin merajalela dan korupsi semakin membahana. Politik yang terbaru dalam pemilihan adalah pemilu atau pemilihan langsung. Sudah siapkah Indonesia menerima pemilu? Menurut saya belum. Karena kondisi Negara ini masih dibutuhkan suatu panutan yang tetap dan tidak bergonta ganti 5 tahun sekali. Pemilu tahun ini bahkan yang paling semrawut. Dari coblos menjadi contreng. Bahkan menurut guru saya, bahasa yang digunakan bukan mencontreng namun mencentang. Siapa gerangan yang telah mengubah bahasa kita? Pemilu di Indonesia seharusnya menggunakan peralatan elektronik, bukan dengan kertas kertas yang penuh gambar. Tahun ini kertas yang digunakan sebesar 3 meter. Padahal untuk membuat kertas dibutuhkan kayu sebagai bahan utamanya. Praktis pemilu di indonesia berarti telah menambah pemanasan global karena pohon pohon ikut ditebang untuk pembuatan kertas. Kita lihat pemilu di amerika kemarin. Walaupun mereka Negara liberal, pemilu mereka sangat bagus. Penggunaan perangkat elektronik membuat hasil pemilu dapat dilihat 1 hari setelahnya. Bandingkan dengan pemilu di Indonesia yang butuh waktu hampir seminggu. Lalu kesiapan mental caleg tahun ini sangat buruk dan semakin bertambahnya partai membuat caleg yang sakit jiwa bertambah banyak. Caleg siap untuk menang namun tidak siap untuk kalah. Partai partai dari 5 tahun lalu menjadi puluhan tahun ini. Partai kecil saya rasa buang buang energi dalam mengikuti pemilu. Dengan modal sedikit, mustahil bagi mereka memenangkan pemilu sebagus apapun calegnya. Seharusnya Indonesia mengubah system politik yang semrawut ini. Koruptor sebaiknya dihukum mati, bukan tindak pidana yang dapat disogok uang lalu lepas begitu saja. Hukuman mati akan mengurangi koruptor serta membuat mental yang pernah korup akan jatuh, karena mereka tahu akan mati. Dengan begini korupsi dapat ditekan. Sebagai warga Indonesia, sudah sepatutnya untuk kita mengembalikan kejayaan bangsa ini. Bukan bangsa yang masih banyak mengimpor barang dari Negara lain. Bangsa ini memiliki potensi yang harus dikerjakan dengan baik.

MAJULAH INDONESIAKU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar